Kamis, 14 April 2011

REVIUW KE-2 JUDUL BUKU: FILSAFAT ILMU


HARDIN
S2 KAJIAN BUDAYA UNUD

Judul Buku                  : Filsafat Ilmu
Penulis                         : Prof. Dr. Dewa Made Tantera Keramas
Penerbit                       : Paramita
Tahun Terbit                : 2007
Tempat Terbit              : Surabaya
Jumlah Halaman          : 150

I. Pendahuluan
            Buku ini memuat pokok-pokok pikiran penulis tentang filsafat ilmu dengan kajiannya yang berbasis filsafat. Pola yang dipakai dalam kajiannya penulis mementingkan unsur-unsur sinergi antar ilmu pengetahuan alam dan ilmu sosial ilmu budaya. Kemudian, dalam buku ini pula penulis menjelaskan tentang pentingnya menata sistemati keilmuan berdasarkan teori, konsep, hipotesa dan pembuktian dengan pengumpulan data-data yang sahih di lapangan.   Untuk memperoleh pengetahuan tentang isi buku tersebut maka berikut ini saya  akan menguraikan struktur penulisannya mulai bab pertama sampai bab terakhir, kontribusi isi buku, dan kelebihan dan kekurangannya. Untuk lebih jelasnya berikut ini akan diuraikan struktur penulisannya:
            Bab pertama Filsafat Ilmu dan Ilmu Filsafat, penulis menjelaskan secara jelas tentang hakikat filsafat ilmu dan ilmu filsafat. Menurut penulis, ilmu filsafat adalah upaya manusia mengungkap kebenaran absolut. Ia mengatakan, bahwa ilmu filsafat berkembang cukup pesat sejak jaman Yunani Kuno. Namun mengalami pasang surut. ilmu filsafat berkembang setahap demi setahap. Dan muncul sejelah era mitologi (cerita misteri dan legenda).
            Penulis menekankan pula pada pendekatan dalam ilmu filsafat yaitu, sudut ontologi, epistimologi, dan aksiologi. Pentingnya dalam dalam mengkaji filsafat ilmu adalah untuk meningkatkan wawasan pemikiran dan olah pikir dan melebihi tingkatan keilmuan yang dimiliki ketika tamat belajar S1 ketika tamat di bidang profesi masing-masing.
            Kelemahannya: Penulisan buku ini tidak fokus pada satu pembahasan perbab tetapi mengarah pada pembahasan poko bahasan lain yang semestinya dibahas berpisah. Sehingga pembaca sulit memahami intisari dari bacaannya.
            Bab kedua ”Bagaimana Ilmu Dikembangkan”,  penulis membicarakan  filsafat ilmu beserta tujuan pengkajiannya. Ia mengatakan setiap cabang ilmu memerlukan kajian-kajian filsafat ilmu yang menghasilkan: visi-misi-aktivitas operasional yang membentuk kerangka dasar. Semua itu ditujukan agar ilmu bersangkutan tetap memberi kesejahteraan pada manusia. Kemudian dalam bab ini pula, penulis menjelaskan bagaimana penekanan filsafat Barat berbeda dengan filsafat Timur. Dilanjutkan pada pembahasa jenis-jenis logika, bidang-bidang ilmu dan data empiris dan interpretasu data.
            Kelemahannya: Penulisan buku ini tidak fokus pada  pembahasan perbab tetapi mengarah pada pembahasan pokok bahasan lain yang semestinya dibahas berpisah. Sehingga pembaca sulit memahami intisari dari bacaannya. Misalnya, pada pembahasan bab ini lebih mengarah pada filsafat Hindu yang semestinya di bahas secara terpisah.
            Bab Ketiga ”Dua Filsafat Dunia, Dinia Barat vs Dunia Timur”. Pada bab ini, penulis menekankan pada dua item sistem filsafat yang berbeda dalam sejarah peradaban manusia.Filsafat Timur dengan penekanan kepada intuisi; filsafat Barat dengan penekanan ratio. Pembicaraannya terfokus tentang filsafat India (Indian Philosopy) disejajarkan serta dibandingkan dengan di Barat. Filsafat Barat yang dimulai dari periode Greeco-Roman ke Renaissance samapi abad modern.
            Kemudian, pada pembahasan bab ini penulis lebih menekankan pula pada pengakjian agama Hindu dan kebudayaan Timur. Menurutnya, dalam agama Hindu kitab weda diturunkan ke bumi melalui proses pencerahan intuitif kepada para Maha Rsi. Selanjutnya, dijelaskan secara jelas tentang konsep-konsep dalam filsafat Hindu diantaranya; konsep Tri-Kona, konsep Tri Semaya, konsep Brahman-Atman, dan konsep Buana Agung-Buana Alit. Yang kesemuanya itu memeliki konsep yang berbeda.
            Kelemahnnya: Dalam membahas filsafat Barat dan Filsafat Timur tidak di bahas secara keseluruhannya. Penulis lebih menekankan pada filsafat Hindu, filsafat-filsafat lainnya seperti filsafat Islam, Budha, Kristiani.
            Bab Keempat ”Ilmu Sains (Pasti Alam) dan Ilmu Sosial Budaya (Humaniara) dan Peran Metodologi Penelitian”.   Pada bab ini, penulis lebih menekankan pada pengkajian tentang proses berkembangnya sains mulai observasi data, terbentuknya konsep atau idea terstruktur, hipotesa, teori, dan verifikasi lapangan. Juga, menjelaskan peran disiplin ilmu dalam membentuk masyarakat pendidikan tinggi. Juga mengkaji metode keilmuwan dan pandangan dualisme dalam pemakaian metoda penelitian  ilmu humanior: metode kualitatif dan metode kuantitatif.
            Kelemahannya: Dalam pembahasan tentang metodologi penelitian, penulis tidak dijelaskan  secara jelas/tidak tuntas metodologi penelitian dalam filsafat ilmu. Seharusnya, penulis diuraikan seca jelas agar pembaca memahami dengan benar isi buku ini khusunya tentang pembahasan metodologi penelitian.
            Bab Kelima ”Makna Lambang dan Simbol dalam Kebudayaan”. Pada bab ini, penulis lebih menekankan pada fungsi dan makna lambang dan simbol. Utamanya dalam pendekatan filsafat ilmu. Simbol adalah cara lain dari penampilan idea filsafat. Maka di bagian ini simbol, ikon, dan Brad Name digambarkan dalam pendekatan epistimologi dan aksiologi.
 Fungsi simbol  adalah untuk mempresentasekan realitas atau kebenaran dan kemudian untuk memunculkannya kembali secara perlahan atau secara instan. Simbol mempunyai peran teramat penting di dalam pemikiran, persepsi nyata kontemporer samapi ke kemampuan berpikir abstrak dan reflektif, semua kekuatan olah pikir dan logika manusia dapat  dipresentasikan oleh simbol itu sendiri.
Bab Keenam ” Filsafat Agama Hindu Ciwa Sidhanta”. Pada bab ini, penulis membahas tentang asal usul agama Hindu yakni berasal dari Sruti. Kemudian, perkembangan agama Hindu dan pasang surutnya kerajaan-kerajaan Hindu di jasirah Hindia.  Sejarah filsafat India, termasuk sejarah kontemporer yang terjadi di jasirah itu setelah merdeka dari penjajahan Inggris adalah sbb = terdapat berbagai aliran Sampradaya Hindu terutama ketika India mulai dimasuki Muslim dan dijajah Inggris, dengan datangnya kaum missionaries ke India.  Penulis juga membahas perkembangan ilmu filsafat di India jaman Weda samapai abad 6-7 M. Pada abad 1 sampai 6 Masehi adalah masa memakai logika yang dimulai dengan pemerintahan Raja Kusana kemudian dilanjutkan Gautama Budha yang fokus pada fungsi sarweprani. Pada bab ini pula, penulis tidak melewatkan pembahasan tentang pergulatan berbagai aliran filsafat di kontinen India yang penuh dengan konflik. Konflik yang dimaksud adalah adanya perbedaan pemahaman atau keyakinan terhadap aliran-aliran dalam agama Hindu itu sendiri.
            Bab Ketujuh ”Penyebaran Siwa Sidhanta Ke Asia Tenggara dan Pemaknaan Budaya Hindu Indonesia”. Pada bab ini, penulis lebih memfokuskan dalam  menguraikan perspektif sejarah penyebaran agama Siwa Sidhanta ke Asia Tenggara dan menganalisis  maknanya bagi Budaya Hindu Nusantara. Di dalamnya termasuk menyoroti bagaiman Agama Hindu membuat tradisi, transformasi pemikiran dan mengalami perubahan bentuk dan isi sejak awal perkembangan dari abad 4 SM dan sampai sekitar abad 7 M yaitu sebelum India mengalami abad penyerbuan Muslim dan Penjajahan Inggris. Juga, tidak ketinggalan penulis mengupas tentang India Modern masa kini. Kemudian, mengkaji pula perbandingan agama Kristen dan agama Islam. Agama Hindu (Teks Weda) dianggap teks agama yang tertua di bandingkan dengan Islam (Alqur’an).
            Bab Kedelapan ”Filsafat Ilmu Menerima Kebenaran Sementara, Sebagai Akibat Dari Pemberlakuan Azas Manfaat Pada Ilmu-Ilmu Baru”. Pada bab ini, penulis lebih menekankan pada pengkajian tentang sinerginya antar ilmu-ilmu. Penulis mengangkat bab ini, karena diperhadapkan dengan fenomena ilmu sosial budaya yang mengalami perkembangan infantil, terutama yang disebabkan sulitnya menguraikan fenomena sosial. Kenyataan tersebut, membuat ilmuwan termasuk penulis sendiri bergiat membangun bidang keilmuan yang sama dengan menggabungkan satu ilmu dengan satu atau beberapa ilmu-ilmu lainnya. Ada beberapa alasan penulis uraikan yang mendukung perlunya sinergi itu, misalnya, pendekatan yang diperlukan untuk mengetahui kebenaran lebih dari satu sudut pandang.  
            Bab Kesembilan ” Psikologi Agama”. Pada bagian ini penulis mengkaji psikologi agama. Dengan, menuangkannya beberapa contoh untuk memperjelas analisisnya. Misalnya, sinergi ilmu-ilmu untuk membentuk ilmu baru. Psikologi agama masuk kelompok ilmu psikologi terapan, yaitu psikologi di dalam utilitas di cabang ilmu tertentu. Misalnya, psikologi agama, psikologi pendidikan, psikologi psikitari, psikologi produksi dan lain-lain. Juga dieksploitasikan  bagaimana memanfaatkan di dalam kajian-kajian budaya.
            Kajian psikologi agama yang dimaksud penulis adalah agama yang mempengaruhi proses berpikir manusia yang melibatkan emosi. Psikologi agama adalah cabang psikologi terapan. Kajian psikologi agama bermanfaat dalam menentukan profil budaya suatu kelompok masyarakat/anak bangsa/bangsa.
            Dalam bab ini pula, penulis lebih memperluas pengkajiannya tentang psikologi. Pengkajian psikologi yang dimaksud adalah psikologi kelompok sosial, psikologi terapan, dan lain-lain.
            Bab Kesepuluh “Epilogue”. Pada bab yang terakhir ini penulis mengulas secara tuntas tentang awal perkembangannya ilmu pengetahuan, serta pendapat-pendapat para ahli/ilmuwan adanya  kegagalan ilmu pengetahuan yang telah ditemukan oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Kemudian, penulis juga menguraikan sedikit tentang pentingnya kehadiran buku yang ditulisnya dalam perkembangan ilmu pengetahuan sekarang ini. Ia mengatakan bahwa, kehadiran buku ini dianggapnya sebagai manivestasi pesimisme pramilenium. Dalam pokok bahasan ini pula, penulis telah menuangkan kekesalan dan kekhawatiran dari ilmuwan-ilmuwan sebelumnya.  Tak terlewatkan pula, pada bab kesepuluh ini penulis membicarakan filsafat ilmu dengan menyoroti ilmu-ilmu dalam garis-garis pokoknya: keberadaan fungsi dan artinya bagi kemanusian dan perannya di bumi.

II. Kontribusi Isi Buku
            Buku yang telah ditulis oleh penulis tersebut, memberikan kontribusi: 1) dalam nuansa pengetahuan keilmuan; 2) untuk memperluas  wawasan bagi mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum yang ingin mendalami ilmu agama dan budaya; 3) bagi pembaca yang ingin memperdalam pengetahuan tentang filsafat Kehinduan Siwa Sidhanta ke Asia Tenggara dan pemaknaan Agama Hindu di Indonesia secara umum.

III. Kelebihan dan Kekurangan Isi Buku
            Setelah membaca buku tersebut, saya  menemukan beberapa kelebihan yang terdapat di dalamnya, yakni: (1) Buku ini sangat tepat untuk dipakai di lingkungan akademik dan masyarakat umum; (2) Buku ini dapat dijadikan sebagai rujukan bagi pembaca awam yang berkehendak memahami dengan cukup lengkap tentang figur, pemikiran, pertentangan gagasan, serta kemajuan-kemajuan yang telah dicapai ilmu pengetahuan di sepanjang perjalanannya; (3) Dalam penulisan buku penulis, menguraikan tentang pentingnya menata sistematik keilmuan berdasarkan: teori, konsep, hipotesa, dan pembuktian dengan pengumpulan data-data yang dikumpulkan di lapangan. Dengan itu, pembaca  khususnya mahasiswa atau peneliti dengan mudah memahami penelitiaan di bidang berbagai disilpin ilmu. (4) Selanjutnya, buku tersebut juga dalam pengkajian di isi pembahasannya sangat baik karena sesuai dengan latar belakang disiplin ilmu penulis di bidang filsafat Hindu.  
Sedangkan, kukarangannya penulis menemukan beberapa hal pula, yakni: (1) penulisan judul kurang tepat karena tidak mewakili secara keseluruhan isi yang termuat dalam buku tersebut; (2) Jika dilihat dari ulasan isi buku yang banyak membahas filsafat Hindu, maka judul  yang tepat seharusnya  adalah Filsafat Hindu; dan (3) Penulis lebih fokus pada filsafat Hindu, filsafat lain seperti filsafat Islam, Kristiani, dan lain-lain tidak membahasnya pada hal itu penting.

IV. Kesimpulan
            Setelah membaca dari keseluruhan isi buku, saya dapat menyimpulkan beberapa hal, yakni: (1) Dalam penulisan isi buku ini lebih mengarah pada disiplin ilmu penulis itu sendiri, dimana ia mempunyai latarbelakang disiplin keilmuan di bidang filsafat Hindu; (2) buku ini memuat pokok-pokok pikiran penulis tentang filsafat ilmu yang dengan kajiannya berbasis ilmu filsafat. Pola yang dipakai dalam kajian itu mementingkan unsur-unsur sinergi antar ilmu pengetahuan alam dan ilmu sosial budaya; 3) Kajian yang dipakai penulis dalam penulisan buku ini adalah pola deskriptif historis untuk struktur dan unsru pembentuk ilmu dan kajian sinergi antar ilmu untuk menjelaskan konsep dan fungsi serta makna.  

= = = = = = = = = = = = = = = = SELESAI = = = = = = = = == = = = = = = = == = =


2 komentar:

  1. Semoga ada saran/masukan dr semua pihak demiki kesempurnaan tulisan

    BalasHapus
  2. Saran dan kritikan saudara sgt dibutuhkan dlm kesempurnaan tulisan selanjutnya.....yg hadir di depan anda..............

    BalasHapus