Minggu, 03 Juli 2011

 
MENELUSURI KEMBALI TRADISI LISAN ETNIK MUNA "YANG TERSISA"

HARDIN*

Foklor lisan dalam masyarakat Muna terdiri atas: (a) ungkapan tradisional (palenda “sindiran”, falia “pemali”); (b) nyanyian rakyat ( modero ‘nyanyian rakyat dilakukan pada saat merayakan musim panen pertanian’ , kantola ‘'berbalas pantun’, kabhanti gambusu ‘nyanyian rakyat dilakukan  pada saat merayakan musim panen pertanian,pesta-pesta rakyat ); (b) bahasa rakyat (patamondono ‘tokoh masyarakat’, modhi anahi ‘tokoh agamalebih  muda’, modhi kamokula ‘tokoh agama  yang lebih tua, koghoerano/kosangiano ‘yang berkuasa dala satu kampung’ , aro desa ‘julukan mantan kepala desa; (d) teka-teki (wata-watangke’ bentuk tanya jawab yang yang biasanya dilakukan anak-anak)  (e) cerita rakyat (kapu-kapuuna ‘dongeng’. Misalnya:   kapoluka bhe ndoke ‘cerita rakya kura-kura denga monyet’ , kau-kaudara ‘bentuk nyanyian rakyat biasanya dinyanyikan seorang ibu saat menidurkan anaknya                                              Foklor setengah lisan dalam masyarakat Muna terdiri atas: (a) drama rakyat (…….); (b) tari ( Linda ‘ tarian biasanya diperankan dipanggung saat proses pernikahan’, owele ‘sejenis tarian biasanya diperankan anak muda dan orang tua sebelum proses pernikahan ); (c) upacara ( kampua ‘upacara pencukuran rambut bayi yang berumur sekitar 44  hari, kasambu ‘upacara ini dilaksanakan apabila bayi dalam kandungan telah berumur tujuh bulan’, katoba ‘uapaca pengislaman seorang anak yang berusia 7- 10 tahun’,  karia ’upacara pembinaan menta anak wanita apabila telah mencapai usia 13 tahun atau pada haid pertama’,  kagaa ‘upacara perkawinan , omate ‘upacara  kematian’. Upacara kematian terbagi atas: a)  kakadiu ‘upacara pembersihan mayat  sebelum di kubur’ , oalo ‘ upacara malam keempatnya’, oefitu, ‘upacara malam ketujuh omoghono ‘upacara malam ke seratus’ , patai ‘upacara hari ketiga, , oseriwu ‘upacara hari ke seribu’. Upacara di bidang pertanian yakni: 1) Kafematai adalah upacara penaburan bibit pertama yang bertujuan agar tanaman tumbuh subur dan berhasil, tidak diganggu oleh hama dan pemilik kebun selalu sehat dan selamat; 2) Kafindahino wite atau katambori atau kasolono wite[1] adalah upacara pertama waktu membuka ladang, yang bertujuan untuk mengetahui apakah tanahnya cocok untuk diolah atau tidak; 3) Kaago-ago adalah upacara menyambut kedatangan musim barat yakni memohon keselamatan dan meminta bantuan pada makhluk ghaib supaya dalam musim ini terhindar dari marabahaya dan produksi jagung berhasil dengan baik; 4) Kaghotino Katumpu adalah memberi hadiah sebagai ungkapan terima kasih kepada pohon-pohon  yang telah mengorbankan dirinya untuk kemaslahatan umat manusia; 5) Kafotobo adalah upacara yang dilaksanakan ketika tanaman jagung mulai berbunga; 6) Kabelai adalah upacara yang dilaksanakan ketika bakal buah jagung mulai ada, dengan tujuan agar bakal buah cepat berisi dan berbuah bagus; 7) Katumbu adalah upacara berupa pesta yang biasanya dihadiri oleh sejumlah undangan sebagai tanda syukur kepada makhluk ghaib yang telah memelihara tanaman jagung hingga berhasil; 8) Katongka adalah upacara panen kedua, yang dilaksanakan ketika jagung berumur 90 hari yaitu ditandai pada kulitnya yang telah mulai kering. (d) permainan dan hiburan (tunuha ‘perayaan kesyukuran atas hasil pertanian mereka yang dihadiri masyarakat umum, pokadudi ’jenis mainan anak-anak atau dewasa yang terbuat dari kayu dengan menggunakan biji-bijian’ , polangkakope ‘sembunyi-sembunyi’, pohule ‘jenis mainan anak-anak yang terbuat dari kayu berbentuk runcing ujungnya yang biasanya dipertandingkan dalam masyarakat’, pokaghati ‘layang-layang; (e) adat kebiasaan ( pokaowa ‘kegiatan tolong menolong/saling membantu secara bergiliran, pokadulu’ kegiatan sosial dalam masyarakat secara bergotong royong), (f) pesta rakyat (…………..).
Foklor nonlisan terdiri atas: (a) material (mainan: poelo ‘ main kelereng’, pobente ‘berkejar-kejaran sampai dapat’, pakaian:  bheta kamooru ‘sarung tenunan’, makanan:  kambose ‘ jagung tua yang di rebus’ makanan khas Muna’, obat-obatan: rokapaea ‘daun pepaya’ obat sakit malaria’, (b) bukan material (osuli ‘seruling’, kapu-puu ‘terompet yang bahannya  dari batang padi dan janur’.
Tradisi lisan dalam masyarakat Muna meliputi antara lain: (a) sastra lisan (..........); (b) teknologi tradisional (kagili ‘alat penggiling  jagung muda yang terbuat dari kayu’, pando newulu ‘tombak yang terbuat dari bamboo yang digunakan untuk menombak babi atau anjing’,  katumbu ‘alat penumbuk jagung atau padi yang terbuat dari kayu); (c) unsur religi dan kepercayaan masyarakat di luar batas formal agama-agama besar, misalnya (kantisele/ karoro ‘proses pengobatan  tradisional melalui mantra-mantra’ , ghoti isa ‘ritual yang bertujuan untuk memudahkan mendapat rezeki atau kemudahan dalam  segala urusan.
            Nantikan pada episode selanjutnya, tuk kelengkapan tulisan di atas…
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar